Rabu, 30 Maret 2011

Antara Sepeda Lipat dan Sepeda Gunung


Sepeda Lipat dan Sepeda Gunung

Bisa di katakan posisi saya berada di kedua jenis sepeda tersebut, sulit sekali untuk menentukan satu dari dua pilihan karena saya sudah jatuh hati pada keduanya. Bersepeda itu apapun jenisnya tidak sepatutnya di permasalahkan, namun yg jelas dengan bersepeda itu  selain membuat badan kia sehat juga suatu bentuk kepedulian terhadap lingkungan dalam menekan emisi gas carbon dan pastinya mengurangi penggunaan BBM.
Sepeda lipat (folding bike) dan sepeda gunung (Mountain bike/MTB) memiliki bentuk anatomi yg berbeda sudah tentu berbeda pula penggunaan dan medan yg bisa di lalui oleh kedua sepeda tersebut.
Dengan maksud mengajak pembaca mencoba kedua atau salah satu dari jenis sepeda tersebut, saya coba share sedikit banyak yang saya tahu.

Sapeda Gunung

Victory


Dari namanya saja sudah jelas bila sepeda gunung ini penggunaannya untuk melalui medan di perbukitan yg notabene nya daerah turunan dan tanjakan dengan kondisi jalan yg rusak, tanah maupun akar dari tumbuhan pegunungan.
Salah satu track Downhill di Palasari, Bandung

Sebenarnya sepeda gunung ini pun masih di klasifikasikan menjadi beberapa jenis  seperti All Mountain (AM), Cross Country, dan Down hill, namun secara garis besar ketiga jenis tersebut biasanya di peruntukan di daerah pegunungan, perbukitan atau pedalaman yg  kondisi jalannya tidak mulus seperti di kota-kota. 
Puncak Palutungan dengan background Waduk Darma Kuningan

Apabila kita ingin mencoba track yg di lalui menggunakan sepeda gunung sudah pasti kita harus punya keberanian extra, skill dalam menjelajah dan juga di perlukan keyakinan apabila kita sanggup menjelajah sampai di titik finish.

Hutan Pinus

Tapi bukan berarti bagi para  pemula tidak bisa menjajal track tersebut, bisa saja bagi para pemula menjajal track tersebut namun ada baiknya mencoba track-track tingkat kesulitannya tidak terlalu tinggi sesudah itu biasanya keinginan dan keyakinan untuk mencoba track yang lebih extreme semakin bertambah. 
Semak belukar di lereng Gunung Ciremai

Sensasi yang di rasakan dalam menjelajah sebuah track sungguh sangat menyenangkan, ketika kita sanggup menaiki tanjakan maupun ketika kita sedang menikmati kencangnya meluncur di turunan tajam daerah perbukitan,. Sungguh sangat menyenangkan dan cukup bikin jantung berdebar.

Turunan curam, Palasari Bandung

Dalam bersepeda gunung tidak di haramkan kita menuntun apabila dirasa kita kurang yakin melalui turunan yg menurut kita terlalulu extreme dan juga menuntun sepeda ketika kita sudah tidak sanggup melaju di tanjakan, yang terpenting kita bisa menikamati penjelajahan yang sedang kita lalui.

Salaha satu tanjakan di lereng Gunung Ciremai


Sepeda Lipat

Petama kali yang mau saya sampaikan tentang sepeda lipat adalah Simple, bisa di lipat dan di gunakan dengan mudah, bisa kita jinjing, bisa di simpan di kolong meja kerja,  bisa di masukan ke dalam bagasi mobil dan sebagainya. Seperti halnya masyarakat per kotaan dikarenakan semakin terbatasnya ketersediaan lahan maka segala sesuatu yg modern itu di butuhkan dalam menjalani kehidupannya. 
Disini saya coba ambil dari pengertian modern itu simple artinya mudah penggunaannya, efisien tempat, dan mudah perawatannya . Walaupun sepeda lipat sudah ada sejak dahulu namun menurut saya sepeda tersebut masih sangat layak bahkan terkesan modern (dalam artian sepeda sesungguhnya/tidak bermesin) karena simple, mudah di lipat dan di pasang, tidak membutuhkan space besar untuk menyimpannya, dan perawatannya lebih mudah.
Lebih cocok di gunakan di dalam kota

Sepeda lipat ini di bila di lihat dari anatominya di peruntukan di jalan yg relative baik, tidak rusak atau berlubang biasanya lebih di kenal “onroad”, di karenakan penggunaan ban yg relative tipis dan hanya sedikit sekali sepeda lipat yg menggunakan shock/fork. 
City tour Kota Bogor

Penggunaan sepeda ini pun beragam dan biasanya banyak di pakai di kota-kota besar, untuk mencapai dari satu tempat ke tempat lain yang jaraknya tidak terlalu jauh, city tour, bersepeda di tempat wisata, wisata kota tua, culinary, dan sebagainya. Simple, apabila kita masuk ke dalam sebuah tempat bisa kita lipat dan kita bawa masuk ke dalam tidak perlu khawatir harus kita parkir di luar lagi. 
Menjelajah Kota Tua

Di sini saya hanya bercerita tentang kedua jenis sepeda tersebut, namun sebenarnya “apapun jenisnya bersepeda itu menyenangkan dan menyehatkan”. Apabila di kota-kota besar di buat jalur khusus sepeda dan sepeda sudah menjadi gaya hidup dimana sebagian besar masyarakatnya  beraktifikas menggunakan sepeda sudah pasti kota tersebut jauh dari polusi, dan menjadi semakin manusiawi.
“Turn off your engine and ride your Bicycle”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar